Belajar dari Teratai, Kau akan Temukan Keindahan dan Keteguhan Prinsip -Hay, sobat Wendy Cahya. Apa kabar kalian? Semoga harimu menyenangkan dengan penuh kegembiraan dan tentunya senyum manis yang harus tetap dipertahankan. Tiba-tiba teringat kembali pesan nenek sebelum saya berangkat kuliah di Malang pada pertengahan tahun 2014. Pada suatu malam yang sunyi ketika berkunjung ke rumah nenek, (bahasa nya agak alay dikit biar kelihatan ada dramanya) hehe. Beliau tiba-tiba berpesan kepada saya, "Wen, nanti kalau di Malang. Tetap ingat dan jalani filosofi bunga teratai ya!". Karena pertama kali saya mendengar filosofi bunga teratai, saya penasaran dan duduk disamping nenek untuk mendengarkan penjelasan beliau. Bagi temen-temen yang sudah tahu filosofi teratai bisa tetap dipakai ya ^^. Bagi kalian yang belum sempet tahu, mungkin ceritaku ini bisa menjadi ruang belajar, motivasi, dan mungkin bisa kita terapkan bersama.
Sebenarnya, saya bukan tipikal orang yang suka keluar rumah terlalu lama. Yang bikin males sih setiap keluar rumah pasti harus laporan 3 kali sehari seperti jadwal makan, hehe. Jadi kalau main dengan teman ditelepon orang tua untuk laporan dimana? udah makan? sholatnya dimana? itulah deretan pertanyaan template yang harus saya siapkan jawabannya. Hal ini terjadi bahkan sampai sekarang ketika di rumah, kecuali ketika saya ijin main ke pondok, karena saya tidak pernah bawa ponsel ketika ke pondok pesantren, hehe. Menentukan untuk pergi merantau adalah sebuah hal yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Kalau ditelusuri kembali lumayan jauh perjalanan saya setalah lulus SMA, saya pernah belajar di kampung inggris, Kediri selama satu bulan. Dalam satu bulan tersebut, tak ada satu minggu pun terlewatkan untuk tidak pulang ke rumah. Jadi setiap weekend saya memilih untuk balik ke Tulungagung. Lucu sih jika dipikir, tujuan keluar rumah belajar tapi malah kurang nyaman ketika bingung tidak ada kerjaan. Setelah itu masuk perguruan tinggi, saya hijrah ke Malang. Di kota ini, kota ajaib yang mampu merubah cara berpikir saya. Saya yang anak rumahan tiba-tiba memberanikan diri untuk keluar rumah. Dan seperti biasa yang saya tahu hanya jalan ke kampus, kos, dan tempat makan. Pada semester 8, saya menerima tawaran dosen saya untuk exchange study di Jepang. Dan kini sudah tidak terasa saya ada di semester 2 kuliah Master saya di Taipei, Taiwan. Semua perjalanan ini tidak lupa berangkat dari filosofi bunga teratai tadi. Curhat sebentar sebelum kembali ke filosofi tadi. Biar tidak terlalu serius ceritanya, intinya sih buat kalian yang anak rumahan. Tidak usah kawatir meski kalian dibilang cupu atau kurang gaul. Sabar dan tetap berjalan pada tujuan. InsyaAllah ketika tujuanmu ingin bermanfaat bagi sekitarmu. Maka semestapun akan mendukung perjalananmu.
Teratai |
Apa yang kalian ketahui tentang bunga teratai? Mungkin banyak orang tahu dia indah dan menghiasi taman yang terdapat kolam disana. Bagi saya pribadi, ketika saya memandang teratai, bunga itu lebih dari keindahan. Saya selalu teringat dengan pesan nenek, ketika jauh dari rumah coba lihat bunga teratai. Dia memang tak seperti teman bunga yang lain, dia hidupnya tidak di tanah. Tapi lihat apa yang dia bisa tunjukkan pada sekitar. Dia tetap memberikan keindahan dan menjaga ekosistem yang ada disekitarnya. Saya menggambarkan teratai adalah prinsip yang harus dipegang teguh ketika dirimu jauh dari rumah. Jangan terlalu ikut dengan gemerlap yang ada di luar. Karena keindahan bisa kamu definisikan dengan prinsip yang sudah dirimu bangun selama ini. Saya selalu berusaha bersikap adaptif dalam segala kondisi namun bukan berarti saya harus merubah inti dari prinsip yang sudah dibangun.
Teratai dan Prinsip Hidup |
Saya mencoba untuk merujuk pada sumber untuk dapat memperjelas makna dari filosofi bungan teratai tersebut. Dan saya menemukan penjelasan yang mungkin menggetarkan hati saya. Pelajaran yang sangat berharga yang nenek berikan dari obrolan malam itu. Semoga saya bisa bertemu kembali ketika saya sudah balik ke Indonesia. Dibalik sekuntum bunga teratai yang indah terdapat banyak filosofi yang bisa dipelajari. Bunga teratai dapat hidup diperairan yang sangat kotor dengan daun dan bunga mengapung di permukaan air. Bentuk batang yang berongga dan bentuk daun yang lebar mendukung kehidupannya di perairan. Dengan morfologi tresebut, bunga teratai dapat bertahan hidup. Morfologi batang berongga mengingatkan kita pada sifat-sifat dasar manusia yang senantiasa membentuk “rongga” dalam hatinya sehingga dapat memiliki rasa empati terhadap orang lain. Bagaimana bisa memposisikan diri ketika menjadi orang lain. Merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain ketika mendapat perlakuan tertentu. Morfologi daun yang lebar dan mudah bersih permukaannya karena tidak mengandung lapisan lilin, menganalogikan bahwa pola pikir yang luas dan terbuka sehingga dapat menerima saran dan kritik dari orang lain terhadap diri kita untuk tetap menjadi pribadi yang rendah hati dengan kualitas diri yang tinggi.
Terdapat hal unik yang menjadi ciri khas dari bunga teratai ini. Bunga teratai dapat tumbuh dengan baik dan memiliki warna bunga yang menawan jika mendapat lingkungan perairan yang sesuai. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kualitas bunga teratai tersebut. Semakin kotor lingkungan perairan tempat bunga tertai itu tumbuh maka semakin tinggi kualitas bunga yang dihasilkan. Jika bunga teratai berwarna putih maka warna putihnya akan semakin cerah dan menawan. Jika bunga teratai berwarna merah muda maka warna merah mudanya akan semakin pekat. Hal tersebut dapat terjadi dimungkinkan karena semakin kotor lingkungan perairan tempat hidup bunga teratai maka semakin banyak ketersediaan mineral yang menjadi unsur hara penunjang kehidupan bunga teratai tersebut. Sifat unik dari bunga teratai ini dapat menggambarkan bahwa lingkungan kehidupan yang buruk bukan berarti kita harus juga menjadi pribadi yang buruk pula bahkan seharusnya kita dapat tumbuh menjadi pribadi yang menarik dan menawan hati seperti kehidupan bunga teratai di perairan yang kotor.
Penuh syukur ketika kita masih berada di lingkungan yang selalu mendukung perjalananmu. Tapi jangan salahkan lingkungan ketika kita tidak bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Karena kebaikan itu dekat denganmu dan banyak cara untuk merubah selama ada kemauan untuk mencoba. Dalam segala masalah apapun tetaplah jadi dirimu yang objektif dan berhati-hati dalam memutuskan setiap langkah. Sedikit mundur kebelakang lebih baik untuk membuka ruang pandang yang lebih luas. Setelah siap dengan pros and cons, disaat itulah dirimu bisa lanjutkan melangkah. Pekan kemarin, sayapun diingatkan hal penting tersebut oleh dosen bunga mawar (bunga yang membuat saya penarasan pada presentasi pertama beliau di LDK Jurusan). Beliau merupakan dosen yang sering saya sebut di beberapa postingan saya. Terima kasih karena selalu ada dalam setiap perjalanan yang masih butuh arahan. Semoga saya dan kita semua yang sudah membaca sampai sejauh ini dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan diberikan kemudahan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang datang untuk menjadi pribadi yang kuat iman, islam, dan ihsan ke depan. Ammiinn.
Reference:
- http://rohmatchemistry.staff.ipb.ac.id/2016/11/13/filosofi-hidup-bunga-teratai-bunga-keabadian-dari-perairan-yang-tenang/
Posting Komentar