Hi,
Cerita kali ini merupakan cerita lanjutan dari postingan kemarin yang menceritakan perjalanan organisasi pada saat SD sampai SMA (disini). Masa kuliah benar-benar masa dimana kita ingin menemukan jati diri kita. Meskipun sampai sekarang belum tahu juga sih seperti apa jati diri yang ingin saya bangun, paling tidak diusia yang semakin bertambah ini udah mulai tenang dengan segala keputusan yang diambil entah itu baik atau berdampak kurang sesuai. Hal yang masih saya ingat, pada masa sekolah dulu menentukan sebuah pilihan berdasarkan banyaknya teman. Kalau hanya sedikit yang ikut mending gak jadi berangkat. Kalau sekarang sih ya, semua keputusan dikembalikan dengan prioritas kita masing-masing. Bahkan berangkat sendiripun tak masalah selama keputusan yang diambil tidak merugikan orang lain. Pada saat pertama kuliah, saya masih ingat pada saat Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang diadakan jurusan. Kalau di flashback sih, ini merupakan pertemuan pertama dan saya kagum dengan Ibu Dosen yang sering saya ceritakan dulu. Beliau sebagai pemateri public speaking kala itu. And suddenly, beliau memberi pertanyaan yang sebelum lulus saya tanyakan kembali jawabannya. Dan pertanyaan itu adalah "Kenapa wanita suka bunga mawar?". Siapa beliau, saya sering bercerita tentang beliau pada postingan sebelumnya (disini).
|
Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro UM |
Setelah mengevaluasi masa SMA yang lepas dari segala organisasi. Saya memutuskan untuk belajar kembali ke dunia organisasi. Dan saya memilih bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro. Untuk masuk di organisasi ini, beberapa tahapan seleksi harus dilewati. Ada beberapa penugasan yang harus dikerjakan. Mungkin ini digunakan untuk melihat seberapa serius kita ingin berkontribusi dalam organisasi. Seperti biasa saya tergabung di bidang penalaran dimana divisi keagamaan sebagai tempat berlabuh, entah kenapa gak bisa jauh dari divisi ini padahal saya sendiri gak merasa religius amat. Yaudah dijalani saja pasti di dalam organisasi ada pelajaran yang akan kita dapatkan. Suka duka mengikuti himpunan dan sampai belajar kaderisasi sudah dijalankan. Hingga akhirnya saya juga bergabung di Korp Asisten Laboratory Jurusan Teknik Elektro. Saya bergabung dengan himpunan dan asisten dosen dimulai dari Semester 3. Saya merasa disini merupakan turning point hidup saya. Jujurly, saya sudah mulai malas untuk berkuliah karena jurusan yang saya ambil merupakan jurusan yang bukan prioritas dan sekedar menuruti saran orang tua agar bisa berprofesi menjadi akademisi(baca:guru) suatu saat nanti. Saya selalu menghindaari untuk menjadi center of attention. Berbalik 180 derajat ketika masuk program study yang saya ambil Pendidikan Teknik Elektro. Saya dituntut untuk bisa mengajarkan apa yang sudah saya pelajari dan hal itu sangat berlawanan dari sifat asli saya. Tipe orang yang mager untuk mengambil perhatian dengan mempertahankan senyum fake walau capek. Entah kenapa sampai sekarang, saya merasa orang yang perform harus pintar untuk menyembunyikan luka yang ada didalam dirinya. Dan tidak terasa ternyata saya harus belajar menjadi pribadi yang seperti itu juga. Sungguh aneh dan mencoba untuk menikmati aliran perjalan ini wkwk. Saya menyadari bahwa kita hidup bukan untuk menuruti keinginan diri sendiri saja. Kita harus dapat berkompromi dengan lingkungan. Mungkin dari situ saya mulai belajar bagaimana menjadi pribadi yang dapat berdaptasi dimanapun kita berada.
|
PPI Saga University |
|
CPS Laboratory Saga University |
|
International Student Saga University
|
Sebagai langkah untuk menguji apakah saya orang yang dapat beradaptasi atau tidak. saya menantang diri saya untuk bergabung di organisasi dan mengikuti beberapa program pertukaran pelajar. Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk bergabung dengan pertukaran pelajar se-ASEAN, dapat merasakan satu tahun di Jepang. Dan sekarang saya dapat menikmati kuliah Master di Taiwan. Perjalanan yang sangat diluar ekspektasi anak yang berasal dari desa pada umumnya. Perjalanan organisasi berlanjut hingga saya mulai mengenal Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI). Seperti biasa saya bergabung di PPI Kampus National Taipei University (NTUT). Kali ini bukan ngurus keagamaan lagi sob. Dari pengalaman marketing online saya coba menyukai dunia branding untuk memanajemen media suatu organisasi. Saya menjadi salah satu tim yang mengkoordinasikan media PPI NTUT. Asik sih hidup memanajamen branding suatu organisasi dengan berbagai kontroversi didalamnya. Namun pada setengah jalan, saya menjadi ketua PPI NTUT pada periode 2021/2022. Kembali lagi pada pasal yang malas untuk menjadi ketua, saya memberanikan diri untuk menerima posisi ini dikarenakan saya ingin menyelesaikan segala hal yang sudah saya mulai dengan sebaik mungkin. Seiring menjadi ketua PPI Kampus, saya bergabung menjadi Dewan Perwakilan (DP) PPI Taiwan. Bisa dibilang ini DPR lah ya. Yang kerjaannya rapat rapat dan rapat.. Ya sudah gak mau komen aneh-aneh wkwk. Organisasi mengajarkan saya melihat ruang yang lebih luas, melihat berbagai karakter manusia dan belajar bagaimana menjaga agar organisasi dapat berjalan meskipun pasti ada konflik pada individu.
Saya selalu punya visi pribadi dalam beroganisasi. Saya merasa berhasil dalam organisasi bukan pada saat semua program kerja terselesaikan. Bagi saya organisasi adalah langkah saya mengenal karakter seseorang dan membangun koneksi sampai akhir hayat. Jadi, saya ingin dalam setiap organisasi meskipun tanpa struktur organisasi secara resmi. Kita yang sudah masuk dalam satu organisasi dapat saling menjaga keharmonisan dan silaturahmi. Saya gak pernah berekspektasi banyak orang. Cukup satu dua orang yang selalu berusaha menjaga keharmonisan organisasi. Itu sudah cukup membuat saya bangga. Ketika kita ngobrol perjalanan yang sudah dilalui bersama. Bagi saya itulah wujud kesuksesan perjalanan organisasi. Pada saat ini sayapun masih ikut dalam organisasi yaitu Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (LAKPESDAM) Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan. Dan kali ini memegang amanah untuk mengurus media juga. Organisasi bersama para senior memang menarik. Pasti selalu ada cara unik untuk melihat karakter seseorang meskipun orang itu lebih senior dari pada kita. Baik itu dikalangan dosen dan pelajar S3. Saya merasa bahwa dalam organisasi saya melihat manusia dibalik profesi mereka yang kelihatan harus serius. Masih banyak lemparan canda tawa ala anak muda yang kadang saya sendiri masih malu untuk mengungkapkan di kalangan umum. Ya begitulah organisasi, kita kembali menjadi manusia yang pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri untuk mencapai tujuan yang besar. Pada penutup postingan kali ini saya tutup ala quote yang selalu dipakai politisi. “If you want to go fast, go alone, if you want to go far, go together”. African Proverb – Martha Goedert.
|
Dewan Perwakilan Mahasiswa PPI Taiwan |
|
PPI Taiwan |
|
PPI NTUT |
Posting Komentar